Di tengah gang gelap di pusat kota Newark ,
New Jersey , tak disangka Anda
bisa menemukan sebuah peranian di dalam bekas klub malam dan lounge Distinct 89
yang tahun lalu ditutup. Melewati meja-meja dan gulungan kain industrial yang
berserakan, lantai dansa telah diubah menjadi ruangan bercocok tanam.
![]() |
Bercocok tanam tanpa Tanah Aeorponik |
Usaha Aerofarms, Perusahaan Aeroponik
Terdapat tumpukan media tanam
setinggi 4,5 meter-dengan panjang masing-masing 3 meter, lebar 90 sentimeter,
dan teba1 30 atau 60 sentimeter. Di bawah tumbuh-tumbuhan berdaun hijau yang
menyembul dari kotak-kotak tanaman tidak ada tanah sama sekali-yang ada hanya
udara.
Tempat ini merupakan pusat uji
coba Aero Farms, perusahaan rintisan berlisensi di Delaware yang fokus pada aeroponik-sejenis
metode pertanian vertikal tanpa tanah. Pada dasarnya, petani aeroponik menyemprotkan
larutan bernutrisi tinggi ke tanaman supaya tumbuh dengan subur.
Proses penanaman melibatkan
konsumsi air dan lahan lebih sedikit ketimbang metode konvensional. Pestisida
juga sama sekali tidak digunakan. Ide ini sudah ada selama berpuluh-puluh
tahun,kebanyakan beredar di kalangan ilmuwan yang mempelajari cara sistem akar
beroperasi di luar tanah.
Keterbatasan teknologi membuat
metode aeroponik belum terjangkau untuk sebagian besar petani komersial.
Pendiri AeroFarms Ed Harwood
mengatakan perlengkapan berteknologi lebih canggih dan murah-mulai perangkat
lunak, lampu, hingga bahan-telah membuat metode aeroponik layak diimplementasikan.
AeroFarms, yang telah mengumpulkan modal ventura
sebesar lebih dari US$36 juta, yakin membuka bisnis pertanian di pusat kota Newark
akan menguntungkan perusahaannya. (AeroFarms berencana memindahkan kantor
pusatnya ke Newark .)
Perkembangan Usaha Teknologi Aeroponik
Awal tahun ini, AeroFarms
menandatangani kontrak untuk menyewa bekas pabrik baja seluas 6.410 meter
persegi selama 20 tahun. Lokasinya berjarak 3,2 kilometer dari bekas klub malam
Distinct 89 di distrik Ironbound, Newark .
Di sana , AeroFarms berencana menambah jumlah
pegawai dari 15 menjadi 70 orang. Selain itu, AeroFarms akan membangun
pertanian urban yang mampu menghasilkan produk sebanyak 750 ton per tahun,
cukup untuk menyuplai sekitar 60.000 orang tanpa menggali tanah atau mencendok
pupuk.
“Saya tidak merindukan metode [pertanian]
zaman dulu,” ujar Harwood. “Kami terjun ke bisnis ini karena kami tidak ingin
bekerja sekeras petani biasa.”
Teknologi dan Metode Cocok Tanam Tanpa Tanah (Aeroponik)
Industri pertanian menghabiskan
70% suplai air bersih manusia, yang kini semakin langka di era perubahan iklim.
Untuk sayuran seperti kale atau arugula, Harwood mengatakan sistem pertaniannya
dapat menumbuhkan tanaman lebih cepat dengan konsumsi air hanya 10%.
AeroFarms mengawali bisnisnya dengan
menebar bibit di kain microflecce tembus air yang dibentangkan di atas media
tanam.
Di dalam wadah berukuran yang
bisa ditumpuk, selang dengan kepala semprotan memompa oksigen dan partikel air
bemutrisi ke kain, membentuk membran di tempat bibit berkecambah. Lama-kelamaan
bibit menumbuhkan akar halus yang menembus ke bawah kain microflee untuk
menyerap lebih banyak panikel air bernutrisi.
Seiring pertumbuhan tanaman,
selang-selang tambahan menyemprotkan gas karbon dioksida. Sejumlah sensor
memonitor kelembapan dan suhu mangan. Hasil panen dibawa ke alat pemangkasan
menggunakan ban berjalan.
Akar tanaman dipotong dari kain
microfleece supaya kain bisa dicuci dan digunakan kembali. Lampu light emitting
diode (LED) elemen paling penting [dari pertanian aeroponik]. Dengan panel
kendali buatan Lighting Research Center di Researh Polytechnic Institute,
Harwood dapat menyesuaikan intensitas cahaya dan jarak standar gelombang warna,
yang memengaruhi kuantitas, rasa, tampilan, dan tingkat nutrisi hasil panen.
Perubahan kecil dapat membuat kale
terasa leblh manis atau arugula lebih pedas. Bagi petani aeroponik, sistem
pencahayaan termasuk salah satu komponen yang paling menelan biaya besar.
Neil Mattson, dosen Cornell’s
School of Integrative Plant Science yang bekerja sama dengan Harwood Untuk
mengembangkan ‘formula cahayanya”, mengungkapkan bahwa menggunakan hanya lampu
LED Warna merah dan biru dapat menekan biaya energi hingga 1500.
Contoh Keuntungan Pertanian Tanpa Tanah (Aeroponik)
AeroFarms telah meraup keuntungan
dari Penurunan harga lampu LED sebesar 85% dalam enam tahun terakhir, Bahkan
saat output listrik per watt Meningkat dua kali lipat. Hal itu menjadi
keuntungan besar sepanjany periode awal untuk mengomersialkan pertanian
aeroponik, ujar Richard Stoner, yang menerima pendanaan riset dari NASA setelah
melakukan usaha serupa pada 1980-an.
Stoner menggunakan bohlam berisi
uap merkuri, yang-berbeda dengan lampu LED bersuhu rendah-harus dipasang sangat
jauh agar tidak membakar tanaman. Harwood, yang memperoleh gelar doktor bidang ilmu
ternak perah dari University of Wisconsin di Madison, merupakan Associate
Director Cooperative Extension di Cornell, yang bekerjasama dengan petani lokal untuk
meneliti sistem pangan dan pertanian.
Pada 2002, Harwood membangun prototipe
sistem aeroponik dengan kain microfleece setelah menguji beberapa bahan tekstil
lain. “Saya berteman dengan semua pramuniaga wanita diJoAnn Fabrics,” ujamya.
Setahun kemudian, dia meluncurkan
bisnis pertanian GreatVeggies, tapi tidak bisa mengembangkannya. Pada 2009,
Harwood menerima pendanaan sebesar US$500.000 dari 21Ventures dan Quercus Trust
untuk mendirikan AeroFanns.
Rencana awal AeroFarms menjual
perlengkapan aeroponik. Namun, setelah melakukan banyak uji coba dan lampu serta
perlengkapan lain menjadi semakin murah bercocok tanam mulai tampak semakin
menguntungkan, ujar Chief Executive Officer (CEO) David Rosenberg, yang menambahkan
bahwa harga produk aeroponik nantinya tidak jauh berbeda dengan produk yang
dihasilkan pertanian konvensional besar.
AeroFarms telah fokus pada pasar
sayuran senilai puluhan miliar dolar, termasuk bumbu dapur segar dan sayuran
mikro khusus. Sebagian besar perusahaan rintisan aeroponik lain menerapkan hal
serupa, termasuk Living Greens Farm di Minnesota dan FarmedI-Iere di Illinois.
![]() |
Petanian Tanpa Tanah |
Farmed Here sudah menjual sayuran
hijau ke 75 toko di area Chicago ,
termasuk gerai Whole Foods lokal. Tahun lalu, AeroFarms menggugat FarmedHere, menuding
perusahaan Midwestern tersebut mencuri rahasia dagang dan melanggar hak paten
dengan menolak membayar biaya lisensi setelah menyewa perlengkapan milik
Harwood.
Gugatan tersebut sedang menunggu
proses mediasi; FarmedHere membantah tudingan tersebut, tapi menolak
berkomentar perihal gugatan ini. “Salah satu masalah paten adalah butuh dana
sangat besar untuk mempertahankannya, dan Anda dapat menghabiskan uang itu
untuk penelitian dan pengembangan,” ujar Robert Colangelo, CEO Green Sense Farms
yang berbasis di Indiana
dan menjual sayuran hijau hidroponik (ditanam di air, bukan di udara) ke
sekitar 80 toko.
Tantangan dan Kekurangan Pertanian Aeroponik
Tantangan yang lebih berat bagi
pertanian aeroponik di antaranya polusi dari penggunaan listrik yang terlalu
besar. Walau teknologi LED semakin berkembang, Louis Albright, dosen bidang
pertanian di Cornell, mengungkapkan selada yang tumbuh di bawah paparan cahaya artifisial
menghasilkan gas karbon dioksida setara dengan [yang diproduksi] pembangkit
listrik untuk mengisi tiga drum bervolume 208,2 liter.
Harwood membantah angka tersebut,
tapi enggan menyediakan data spesifik. “Saya menghabiskan 10 tahun mengerjakan
ini, dan rasanya sangat menyenangkan bisa melangkah maju. Saat ini, perhitungan
bisnisnya masuk akal,” ujarnya. Rosenberg
bersikap lebih terus terang: “Saya khawatir dengan lingkungan,” ujarnya. “Tapi,
saya ingin menghasilkan uang juga.“
Bloombergbusinessweek
No.43 Nov 2014
EmoticonEmoticon